Rabu, 18 Juli 2018

MENYUSUN RENCANA UPAH STRATEGIS

Faktor-faktor Dasar dalam Menentukan Tingkat Upah/bayaran

Kompensasi karyawan meliputi semua bentuk bayaran yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari hubungan kerja mereka. Kompensasi karyawan memiliki dua komponen utama, yaitu pembayaran finansial langsung atau direct financial payments (upah, gaji, insentif, komisi, dan bonus) dan pembayaran finansial tidak langsung atau indirect financial payments (tunjangan finansial seperti asuransi dan liburan yang dibayar oleh pemberi kerja).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berbagai rancangan rencana bayaran. Faktor-faktor ini meliputi pertimbangan kebijakan strategis, serta pertimbangan keadilan, hukum, dan serikat pekerja.
1. Menyerahkan Total Imbalan dengan Strategi
Rencana kompensasi harus mengedepankan tujuan strategis perusahaan terlebih dahulu-manajemen harus membuat strategi imbalan setujuan. Ini berarti membuat paket kompensasi (meliputi upah, insentif, dan tunjangan) yang menghasilkan perilaku karyawan yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai strategi kompetitifnya.
Kita akan melihat bahwa banyak pemberi kerja merumuskan strategi total imbalan untuk mendukung tujuan strategis mereka yang lebih luas. Total imbalan mencakup bayaran tradisional, insentif, dan tunjangan, tetapi juga hal-hal seperti pekerjaan yang lebih menantang (desain pekerjaan), pengembangan karier, dan program pengakuan.
2. Keadilan dan Pengaruhnya pada Tingkat Bayaran
Teori keadilan menyatakan bahwa jika seseorang merasakan adanya ketidakadilan, akan muncul ketegangan atau dorongan yang memotivasinya untuk mengurangi ketegangan dan ketidakadilan yang dirasakan. Riset cenderung mendukung teori keadilan, khususnya ketika diberlakukan pada mereka yang dibayar kurang.
Dalam kompensasi, seseorang dapat menjumpai keadilan eksternal, internal, individual, dan procedural.
 Keadilan eksternal merujuk pada bagaimana tingkat bayaran suatu pekerjaan di sebuah perusahaan dibandingkan dengan tingkat bayaran pekerjaan tersebut di perusahaan lain.



 Keadilan internal merujuk pada sejauh mana tingkat bayaran pekerjaan tersebut adil ketika dibandingkan dengan pekerjaan lain dalam perusahaan yang sama (misalnya, apakah bayaran manajer penjualan adil, ketika dibandingkan dengan jumlah yang didapatkan oleh manajer produksi).
 Keadilan individual merujuk pada keadilan bayaran individu jika dibandingkan dengan yang didapatkan oleh rekan kerjanya atau oleh pekerjaan yang sangat serupa dalam perusahaan tersebut, berdasarkan pada kinerja setiap orang.
 Keadilan procedural merujuk pada “keadilan proses dan prosedur yang dirasakan yang digunakan untuk mengambil keputusan mengenai alokasi bayaran”.
3. Pertimbangan Hukum dan Kompensasi
Pemberi kerja tidak mempunyai kebebasan penuh dalam merancang rencana bayaran. Terdapat berbagai hukum yang menetapkan hal-hal seperti upah minimum, tarif lembur, dan tunjangan. Sebagai contoh, Undang-Undang Davis Bacon 1931 memungkinkan menteri tenaga kerja menetapkan tingkat upah untuk tenaga kerja dan mekanik yang dipekerjakan oleh kontraktor yang bekerja untuk pemerintah federal. Undang-Undang Kontrak Publik Walsh-Healey 1936 yang berisi upah minimum, jam kerja maksimum, dan ketentuan keselamatan dan kesehatan, dan mengharuskan satu setengah kali bayaran untuk kerja lebih dari 40 jam seminggu. Judul VII dari Undang-Undang Hak-Hak Sipil Tahun 1964 melarang pemberi kerja untuk mendeskriminasikan individu manapun dalam hal perekrutan, kompensasi, persyaratan, kondisi, atau hak istimewa pekerjaan karena ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, atau asal-usul nasional.
4. Pengaruh Serikat Pekerja pada Keputusan Kompensasi
Hukum relasi serikat pekerja dan tenaga kerja juga mempengaruhi rancangan rencana bayaran. Undang-Undang Relasi Tenaga Kerja Nasional Tahun 1935 memberikan karyawan untuk berserikat dan untuk melakukan tawar menawar secara kolektif. Dalam sejarag, tingkat upah telah menjadi masalah utama dalam tawar menawar kolektif. Tetapi, serikat pekerja juga menegosiasikan masalah terkait bayaran lainnya, termasuk libur berbayar, keamanan penghasilan, penyesuaian biaya hidup, dan tunjangan layanan kesehatan.
Wagner Act menciptakan Dewan Relasi Tenaga Kerja Nasional untuk mengawasi praktik pemberi kerja dan memastikan bahwa karyawan menerima hak-

hak mereka. Sebagai contoh, NLRB berkata bahwa pemberi kerja harus memberi penjelasan tertulis kepada serikat pekerja mengenai “kurva upah” pemberi kerja-grafik yang menghubungkan pekerjaan dengan tingkat bayaran. Serikat pekerja juga berhak untuk mengetahui gaji anggotanya.

2.1 Definisi dan Contoh Cara Melakukan Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi pekerjaan adalah sebuah pembandingan pekerjaan secara formal dan sistematis untuk menentukan nilai dari suatu pekerjaan secara relative terhadap pekerjaan lain. Evaluasi pekerjaan bertujuan untuk menentukan nilai relatf sebuah pekerjaan. Evaluasi pekerjaan pada akhirnya menghasilkan struktur atau hirearki upah atau gaji. Prinsip dasar dari evaluasi pekerjaan adalah: Pekerjaan yang membutuhkan kualifikasi lebih tinggi, tanggung jawab lebih besar, dan tugas kerja yang lebih kompleks harus menerima bayaran yang lebih besar dari pekerjaan yang persyaratan yang lebih rendah. Prosedur dasar evaluasi pekerjaan adalah dengan membandingkan pekerjaan terhadap satu sama lain.
a. Faktor-Faktor yang Dapat Dikompensasi
Ada dua pendekatan dasar untuk membandingkan nilai dari beberapa pekerjaan. Spesialis manajemen kompensasi menyebutnya sebagai faktor yang dapat dikompensasi. Ini adalah faktor-faktor yang membentuk bagaimana pekerjaan tersebut dibandingkan dengan satu sama lain, dan yang menentukan bayaran untuk setiap pekerjaan.
Beberapa pemberi kerja mengembangkan faktor yang dapat dikompensasi mereka sediri. Tetapi, sebagian besar menggunakan faktor-faktor yang dipopulerkan oleh paket system evaluasi pekerjaan atau oleh legislasi federal. Sebagai contoh, Undang-Undang Bayaran Setara menggunakan empat faktor yang dapat dikompensasi: keterampilan, usaha, tanggung jawab, dan kondisi kerja. Metode yang dipopulerkan oleh perusahaan konsultan Hay menekankan tiga faktor: pengetahuan cara kerja, pemecahan masalah, dan akuntabilitas.
Identifikasi terhadap faktor yang dapat dikompensasi ini memainkan peran sentral dalam evaluasi pekerjaan. Biasanya membandingkan setiap pekerjaan terhadap semua pekerjaan yang sebanding dengan menggunakan faktor yang dapat dikompensasi yang sama. Tetapi, faktor yang dapat dikompensasi yang digunakan tergantung pada pekerjaan dan metode evaluasi pekerjaannya.


b. Menyiapkan Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi pekerjaan adalah sebuah proses yang melibatkan penilaian dan menuntut kerja sama yang dekat atara penyelia, spesialis SDM, serta karyawan dan perwakilan serikat pekerja. Langkah awalnya meliputi mengidentifikasi kebutuhan akan program tersebut, mendapatkan kerja sama, dan kemudian memilih sebuah komisi evaluasi. Komisi tersebut kemudian melakukan evaluasi yang sebenarnya.
Akhirnya komisi tersebut melakukan fungsinya yang paling penting yaitu secara actual mengevaluasi nilai setiap pekerjaan. Untuk hal ini, komisi tersebut mungkin akan menggunakan salah satu dari metode berikut: metode pemeringkatan, klasifikasi pekerjaan, atau poin.
 Metode Evaluasi Pekerjaan: Pemeringkatan
Metode evaluasi pekerjaan yang paling sederhana, yaitu dengan memeringkat setiap pekerjaan secara relative terhadap pekerjaan lainnya, biasanya berdasarkan pada sejumlah faktor keseluruhan seperti “kesulitan pekerjaan”. Terdapat beberapa langkah dalam metode pemeringkatan pekerjaan:
1. Mendapatkan informasi pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah langkah yang pertama. Disini deskripsi pekerjaan untuk setiap pekerjaan disiapkan, dan diinformasikan mengenai tugas-tugas pekerjaan yang dimuat biasanya dijadikan dasar untuk memeringkat pekerjaan. Metode pemeringkatan biasanya memeringkat pekerjaan berdasarkan pada pekerjaan keseluruhan.
2. Memilih dan mengelompokkan pekerjaan. Prosedur umumnya adalah dengan memeringkat pekerjaan berdasarkan departemen atau dalam kelompok (seperti pekerja pabrik atau pekerja administrasi). Hal ini menghilangkan perlunya pembandingan antara setiap pekerjaan yang berbeda.
3. Memilih faktor yang dapat dikompensasi. Dalam metode ini, hanya menggunakan satu faktor (seperti kesulitan pekerjaan) dan memeringkat pekerjaan berdasarkan pada pekerjaan secara keseluruhan. Disini disarankan kepada para evaluator untuk berhati-hati sehingga dapat mengevaluasi pekerjaan secara konsisten.
4. Memeringkat pekerjaan. Sebagai contoh, memberi setiap penilai satu set kartu indeks, yang masing-masing berisi deskripsi singkat dari sebuah



pekerjaan. Kemudian mereka memeringkat kartu-kartu ini dari yang terendah hingga tertinggi. Setelah pemeringkatan kita dimungkinkan untuk menyelipkan pekerjaan tambahan diantara pekerjaan-pekerjaan yang telah diperingkat dan menetapkan tingkat upah yang sesuai untuknya.
5. Menggabungkan peringkat. Biasanya ada bebrapa penilai memeringkat pekerjaan-pekerjaan tersebut secara independen. Kemudian komisi penilai dapat mengambil rata-rata peringkat dari para penilai tersebut.
 Metode Evaluasi Pekerjaan: Klasifikasi Pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan adalah metode evaluasi pekerjaan yang sederhana dan digunakan secara luas dimana penilai mengkategorikan pekerjaan menjadi kelompok-kelompok; semua pekerjaan di setiap kelompok kurang lebih bernilai sama untuk tujuan pembayaran. Kelompok tersebut disebut sebagai class ketika kelas ini berisi pekerjaan yang serupa, atau grade ketika berisi pekerjaan yang serupa dalam kesulitannya, tetapi berbeda jenisnya. Prosedur yang biasa digunakan adalah dengan memilih faktor yang dapat dikompensasi dan kemudian mengembangkan deskripsi pendek mengenai class atau grade yang mendeskripsikan setiap class berdasarkan jumlah atau tingkat faktor tersebut dalam pekerjaannya. Sebagai contoh, sistem klasifikasi pemerintah AS menggunakan faktor yang dikompensasi sebagai berikut ini: (1) kesulitan dan keragaman kerja, (2) pengawasan yang diterima dan dilakukan, (3) penilaian yang dilakukan, (4) orisinalitas yang dibutuhkan, (5) sifat dan tujuan dari hubungan kerja internasional, (6) tanggung jawab, (7) pengalaman, dan (8) pengetahuan yang dibutuhkan.
 Metode Evaluasi Pekerjaan: Metode Poin
Secara keseluruhan, tujuan dari metode poin adalah untuk menentukan seberapa banyak pekerjaan yang dievaluasi memuat faktor yang dapat dikompensasi terpilih. Metode ini melibatkan pengidentifikasian beberapa faktor yang dapat dikompensasi untuk pekerjaan tersebut, serta sejauh mana setiap faktor ada dalam setiap pekerjaan.
 Evaluasi Pekerjaan Terkomputerisasi
Evaluasi pekerjaan dengan bantuan komputer dapat merampingkan proses evaluasi pekerjaan. Sebagian besar sistem terkomputerisasi ini mempunyai dua komponen utama. Pertama, terdapat kuesioner terstruktur. Kedua, semua 8

sistem serupa menggunakan model statistis. Ini memungkinkan program komputer tersebuy untuk mengevaluasi pekerjaan kurang lebih secara otomatis, dengan memberikan poin-poin.

2.3 Menciptakan Rencana Bayaran yang Kompetitif
Banyak perusahaan menetapkan harga pekerjaan mereka hanya berdasarkan berapa yang dibayarkan oleh pemberi kerja lain. Sebagian besar pemberi kerja juga mendasarkan rencana bayaran mereka pada evaluasi pekerjaan. Evaluasi ini menetapkan nilai untuk setiap pekerjaan. Ini membantu menghasilkan rencana bayaran dimana bayaran setiap pekerjaan secara internal adil, berdasarkan pada nilai pekerjaan tersebut terhadap pemberi kerja. Akan tetapi manajer tetap harus menyesuaikan tingkat bayaran untuk menyesuaikan dengan pasar. Dalam sebuah rencana bayaran kompetitif pasar, kompensasi suatu pekerjaan mencerminkan nilai pekerjaan tersebut dalam perusahaan, serta berapa yang dibayarkan pemberi kerja lain untuk pekerjaan serupa dalam pasar. Adapun langkah dalam menciptakan rencana bayaran kompetitif pasar sebagai berikut.
1. Memilih Benchmark Job
Benchmark job adalah perwakilan dari seluruh kisaran pekerjaan yang perlu dievaluasi oleh pemberi kerja. Contohnya seperti “Pegawai akuntasni” yang seharusnya menjadi hal yang umum di antara para pemberi kerja sehingga membuatnya lebih mudah untuk melakukan survei mengenai berapa harga yang dibayarkan pesaing untuk pekerjaan serupa.
2. Memilih Faktor yang Dapat Dikompensasi
Faktor-faktor yang dapat dikompensasikan ini tergantung pada tradisi menggunakan empat keterampilan yang dapat dikompensasi: keterampilan, usaha, tanggung jawab, kondisi kerja serta pertimbangan strategis dan praktis.
3. Memberikan Bobot pada Faktor yang Dapat Dikompensasi
Langkah berikutnya adalah menentukan kepentingan relatif terhadap setiap faktor. Misalnya sejauh mana keterampilan lebih penting daripada usaha. Untuk setiap kelompok pekerjaan beberapa faktor ditentukan lebih penting dari yang lainnya.
4. Mengubah Presentase Menjadi Poin untuk Setiap Faktor
Kemudian langkah selanjutnya adalah mengubah bobot presentase yang diberikan pada setiap faktor yang dapat dikompensasikan menjadi nilai poin untuk setiap faktor (ini adalah metode poin)
5. Mendefinisikan Derajat Setiap Faktor

Pecahkan setiap faktor menjadi derajat kemudian didefinisikan setiap derajatnya sehingga penilai dapat menilai jumlah atau derajat dari suatu faktor yang ada dalam sebuah pekerjaan.
6. Menentukan Poin Derajat Faktor untuk Setiap Faktor
Komisi evaluasi harus dapat menentukan jumlah poin untuk setiap pekerjaan. Dalam menentukan poin, komisi harus mampu memeriksa setiap pekerjaan dan menentukan berapa derajat masing-masing faktor yang terdapat dalam pekerjaan yang dapat dikompensasi. Sebelumnya, kita terlebih dahulu harus menentukan poin setiap derajat dari masing-masing faktor yang dapat dikompensasi.
7. Meninjau Deskripsi Pekerjaan dan Spesifikasi Pekerjaan
Tim yang melakukan evaluasi pekerjaan, biasanya terlebih dahulu meninjau deskripsi pekerjaan dan spesifikasi dari masing-masing pekerjaan. Idealnya, analisis pekerjaan memasukkan informasi mengenai berbagai faktor yang dapat dikompensasi seperti kompleksitas pekerjaan dimana pemberi kerja berencana membangun rencana kompensasinya.
8. Mengevaluasi Pekerjaan
 Rencana Bayaran Kompetitif Pasar, adalah sebuah sistem bayaran dimana tingkat bayaran aktual pemberi kerja dapat bersaing dengan tingkat bayaran yang relevan dalam pasar tenaga kerja. Mudahnya adalah dengan membandingkan berapa yang sekarang dibayarkan untuk setiap pekerjaan dengan berapa yang dibayarkan pasar untuk pekerjaan yang sama atas serupa dan kemudian menggabungkan informasi ini untuk menghasilkan sistem bayaran kompetitif pasar.
 Kurva Upah, kurva ini memperlihatkan hubungan antara nilai dari pekerjaan dan rata-rata upah yang dibayarkan untuk suatu pekerjaan tertentu.
9. Menggambar kurva Upah Sekarang (Internal)
Menggambar kurva upah internal dengan memandai menggunakan titik unutk setiap poin pekerjaan dan tingkat upah yang sekarang dibayarkan untuk setiap pekerjaan dan akan menghasilkan titik-titik yang memperlihatkan bagaimana nilai poin berhubungan dengan tingkat upah sekarang.
10. Melakukan Analisis Pasar: Survei Gaji


Survei gaji ditujukan untuk menentukan tingkat upah yang berlaku. Survei gaji yang baik memberikan tingkat upah spesifik untuk pekerjaan spesifik. Survei kuisioner formal tertulis adalah yang paling komprehensif, tetapi survei telepon dan iklan surat kabar juga merupakan sumber informasi.
11. Menggambar Kurva Upah Pasar (Eksternal)
Apa yang tidak diungkapkankurva upah sekarang (internal) adalah mengenai apakah tingkat bayaran kita terlalu tinggi, terlalu rendah, atau pas secara relatif terhadap berapa yang dibayarkan perusahaan lain. Untuk itu, perlu menggambar sebuah kurva upah pasar (Eksternal).
Untuk membuat kurva upah pasar, perlu membuat titik sebar dan kurva upah. Kurva upah pasar/eksternal membandingkan poin-poin pekerjaan dengan tingkat bayaran pasar untuk pekerjaan tersebut.
12. Mebandingkan dan Menyesuaikan Tingkat Upah Sekarang dan Pasar untuk Pekerjaan. Untuk mengetahui sejauh mana perbedaan bayaran tingkat pasar yang dibayarkan orang lain untuk pekerjaan kita dengan tingkat sekarang yang kita bayarkan untuk pekerjaan kita, perlu dibuat suatu kurva upah sekarang dan kurva upah pasar dalam satu grafik. Kurva upah pasar lebih tinggi dibandingkan kurva upah sekarang yang berarti bahwa tingkat bayaran sekarang terlalu rendah, atau sebaliknya di bawah kurva upah sekarang yang berarti bahwa tingkat upah sekarang terlalu tinggi.
13. Mengembangkan Grade Bayaran
Pemberi kerja biasanya mengelompokkan pekerjaan yang serupa berdasarkan poin ke dalam grade untuk tujuan pembayaran.
Grade bayaran terdiri atas pekerjaan-pekerjaan yang kurang lebih setara tingkat kesulitannya.
14. Menetapkan Kisaran Tingkat Bayaran
Kisaran bayaran atau tarif addalah serangkaian langkah atau tingkatan dalam suatu grade bayaran, biasanya didasarkan pada tahun bekerja.
Kurva upah biasanya menjadi patokan dari tingkat bayaran rata-rata untuk setiap kisaran bayaran vertikal. Perushaan tersebut kemudian dapat memutuskan sendiri tarif maksimum dan minimum untuk setiap grade.

Para ahli kompensasi terkadang menggunakan rasio compa. Rasio compa sama dengan tingkat bayaran seorang karyawan dibagi dengan titik tengah kisaran bayaran untuk grade bayarannya.
15. Menangani Pekerjaan yang Tersisa
Kita dapat mengevaluasi pekerjaan yang tersisa dengan menggunakan proses yang sama dengan yang telah kita lalui atau dapat memasukkan pekerjaan yang tersisa begitu saja ke dalam struktur upah yang sesuai dengan pekerjaan tersebut tanpa mengevaluasi dan memberikan poin untuk pekerjaan-pekerjaan ini secara formal.
16. Mengoreksi Tingkat Bayaran yang di Luar Garis
Langkah terakhirnya adalah mengoreksi tingkat bayaran yang berada di luar garis. Untuk pekerjaan yang dibayar kurang, solusinya adalah meningkatkan upah dari karyawan yang dibayar kurang hingga minimum dari kisaran tingkat bayaran untuk grade bayaran mereka.
Untuk tingkat bayaran yang terlalu tinggi, solusinya dengan membekukan tarif yang dibayarkan kepada karyawan ini hingga peningkatan gaji umum membawa pekerjaan lainnya menjadi setara dengannya.
2.4 Menetapkan Harga Pekerjaan Manajerial dan Profesional
Dalam berbagai hal, menyusun rencana kompensasi untuk manajer atau profesional hampir sama dengan menyusun rencana untuk karyawan manapun. Tujuan dasarnya adalah untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan yang baik. Dan, evaluasi pekerjaan dapat diterapkan, baik pada pekerjaan manajerial maupun profesional.
Tetapi terdapat beberapa perbedaan besar. Pekerjaan manajerial cenderung lebih menekankan faktor yang lebih sulit untuk dihitung seperti penilaian dan pemecahan masalah dari pada pekerjaan produksi dan administrasi.
a. Mengompensasi Eksekutif dan Manajer
Kompensasi untuk seorang eksekutif puncak perusahaan biasanya terdiri atas empat elemen utama: Bayaran dasar meliputi gaji tetap seseorang serta jaminan bonus seperti ”10% dari bayaran pada akhir kuartal fiskal keempat, tanpa memedulikan apakah perusahaan mendapatkan laba atau tidak”. Insentif jangka pendek biasanya berupa uang tunai atau bonus saham untuk mencapai sasaran jangka pendek, seperti peningkatan penjualan dari tahun ke tahun. Insentif jangka panjang bertujuan untuk mendorong eksekutif untuk mengambil tindakan yang mendorong nilai saham 12

perusahaan dan meliputi hal-hal yang meliputi opsi saham; hal-hal ini biasanya memberikan hak kepada eksekutif untuk membeli saham dengan harga khusus untuk periode tertentu. Kemudian, tunjangan dan fasilitas eksekutif meliputi hal-hal seperti rencana pensiun eksekutif tambahan. Sehingga banyak elemen yang rumit, pemberi kerja juga harus mewaspadai implikasi pajak dan hukum sekuritas dari keputusan kompensasi eksekutif mereka.
b. Mengompensasi karyawan Profesional
Dalam mengompensasi karyawan profesional, pemberi kerja terlebih dahulu harus memastikan bahwa setiap karyawan sebenarnya adalah seorang “profesional” berdasarkan hukum. Undang-Undang Standar Tenaga Kerja Adil “memberikan pengecualian dari upah minimum dan bayaran lembur untuk karyawan yang dipekerjakan sebagai eksekutif bonafide, administratif, profesional, dan diluar karyawan penjualan”. Pekerjaan profesional menekankan faktor yang dapat dikomopensasi, seperti kreativitas dan pemecahan masalah, pekerjaan yang tidak dapat diperbandingkan atau diukur dengan mudah. Oleh karena itu, sebagian besar pemberi kerja menekankan pendekatan penetapan harga pasar untuk pekerjaan profesional. Mereka menentukan harga pekerjaan profesional dalam pasar sebaik mungkin, untuk menetapkan nilai dari benchmark job. Kemudian, mereka memasukkan brenchmark job ini dan pekerjaan profesional mereka lainnya kedalam sebuah struktur gaji.

2.5 Perbedaan Antara Rencana Payment Berbasis Kompetensi dan Tradisional
Berbasis kompetensi keterampilan dan pengetahuan umum, karyawan menerima bayaran atas kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya dan bukan berdasarkan tanggung jawab atau jabatan pekerjaan yang dipegang. Para pemberi kerja membayar pekerja berdasarkan tingkat keterampilan yang dimiliki.
Kompetensi sendiri adalah karakteristik pribadi yang dapat didemonstrasikan seperti pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pribadi seperti kepemimpinan.
Suatu perusahaan menggunakan penggajian berbasis kompetensi dikarenakan rencana penggajian tradisional dapat merugikan jika tujuan perusahaan adalah sistem kerja berkinerja tinggi. Dan juga membayar keahlian, pengetahuan, dan kompetensi yang terukur adalah lebih strategic.




Contoh Kasus
GAJI GANDA PADA ACME MANUFACTURING
Joe Black berusaha mencari tahu apa yang harus dilakukan tentang masalah gaji yang dia alami di pabriknya. black baru-baru ini mengambil alih sebagai presiden Acme Manufacturing. Pendiri dan mantan presiden, Bill George, telah menjadi presiden selama 35 tahun. Perusahaan itu milik keluarga dan terletak di kota Arkansas timur-timur kecil. Itu memiliki sekitar 250 karyawan dan merupakan perusahaan terbesar di masyarakat. Black adalah anggota keluarga yang memiliki Acme, tetapi dia tidak pernah bekerja untuk perusahaan sebelum menjadi presiden. Dia memiliki gelar MBA dan gelar sarjana hukum, ditambah 5 tahun pengalaman manajemen dengan organisasi manufaktur besar, di mana ia adalah wakil presiden senior untuk sumber daya manusia sebelum pindah ke Acme.
Tidak lama setelah bergabung dengan Acme, Black mulai memperhatikan bahwa ada ketidakadilan yang cukup besar dalam struktur gaji untuk karyawan yang digaji. Diskusi dengan direktur sumber daya manusia membuatnya percaya bahwa gaji karyawan yang digaji sangat tergantung pada tawar-menawar individu dengan presiden yang lalu. Karyawan pabrik yang dibayar per jam bukan bagian dari masalah karena mereka berserikat dan upah mereka ditetapkan dengan perundingan bersama. Pemeriksaan gaji yang digaji menunjukkan bahwa ada 25 karyawan, mulai dari gaji presiden hingga resepsionis. Pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa 14 dari karyawan yang digaji adalah perempuan. Tiga di antaranya adalah pengawas pabrik garis depan dan salah satunya adalah direktur sumber daya manusia. 10 lainnya adalah nonmanagement.
Pemeriksaan ini juga menunjukkan bahwa direktur sumber daya manusia tampak kurang bergaji, dan bahwa tiga supervisor perempuan mendapatkan gaji yang lebih sedikit daripada supervisor laki-laki. Namun, tidak ada pekerjaan pengawasan yang serupa dengan para pekerja laki-laki dan perempuan. Ketika ditanya, direktur SDM mengatakan dia pikir para atasan perempuan mungkin dibayar pada tingkat yang lebih rendah terutama karena mereka adalah perempuan, dan mungkin George, mantan presiden, tidak berpikir bahwa perempuan membutuhkan banyak uang karena mereka telah bekerja suami. Namun, dia menambahkan, dia secara pribadi berpikir bahwa mereka dibayar lebih sedikit karena mereka mengawasi karyawan yang kurang terampil daripada supervisor laki-laki. Black tidak yakin ini benar.
Perusahaan tempat Black pindah memiliki sistem evaluasi pekerjaan yang baik. Meskipun ia benar-benar akrab dan mampu dalam alat kompensasi ini, Black tidak punya waktu untuk membuat studi evaluasi pekerjaan di Acme. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menyewa konsultan kompensasi dari universitas terdekat untuk membantunya. Bersama-sama, mereka memutuskan bahwa semua 25 pekerjaan yang digaji harus berada dalam kelompok evaluasi pekerjaan yang sama; bahwa metode peringkat modifikasi dari evaluasi pekerjaan harus digunakan; dan deskripsi pekerjaan yang baru-baru ini diselesaikan oleh direktur SDM adalah terkini, akurat, dan dapat digunakan dalam penelitian.
Evaluasi pekerjaan menunjukkan bahwa direktur SDM dan tiga supervisor perempuan dibayar relatif dibandingkan dengan karyawan  pria yang brgaji sebanding.
Black tidak yakin harus berbuat apa. Dia tahu bahwa jika pengawas wanita yang dibayar rendah membawa kasus ini ke kantor EEOC setempat, perusahaan dapat dinyatakan bersalah karena diskriminasi seks dan kemudian harus membayar kembali upah yang cukup besar. Dia takut jika dia memberi para wanita ini kenaikan gaji segera yang cukup besar untuk membawa mereka ke tempat yang seharusnya, pengawas laki-laki akan marah dan para atasan perempuan mungkin memahami situasi total dan ingin membayar kembali. HR Sutradara mengatakan kepada Black bahwa supervisor perempuan tidak pernah mengeluh tentang perbedaan gaji.
Direktur SDM setuju untuk mengambil kenaikan gaji yang lumayan besar tanpa membayar kembali, jadi bagian dari masalah ini terpecahkan. Black percaya dia memiliki empat pilihan relatif terhadap pengawas perempuan:
1.      Tidak melakukan apa-apa
2.      Untuk meningkatkan gaji pengawas perempuan secara bertahap
3.       Untuk meningkatkan gaji mereka segera

Jawaban
1. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda black?
Saya akan menyaranan perusahaan setidaknya dapat memberikan transparansi upah dan memperhatikan peluang promosi yang adil bagi laki-laki dan perempuan. Pengusaha juga dapat memfasilitasi bagi pekerja perempuan khususnya untuk menyeimbangkan kerja dan kehidupan keluarga, terutama ketika anak-anak masih kecil. Sebagai contoh, menawarkan pengaturan jam kerja yang fleksibel. Pengusaha dapat mencegah PHK pekerja perempuan yang hamil dan menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja perempuan yang hamil. Pengusaha juga dapat memonitor skala upah laki-laki dan perempuan, mencoba untuk menghindari kesenjangan upah berdasarkan gender. Dalam kasus ini saya akan memilih pilihan yang ke -4 yaitu Untuk memanggil ketiga supervisor ke kantornya, diskusikan situasi dengan mereka, dan bersama memutuskan apa yang harus dilakukan.
2. Bagaimana menurut Anda perusahaan masuk ke situasi seperti ini ?
Beberapa perbedaan upah atau kesenjangan upah muncul ketika individu dibayar secara diskriminatif. Diskriminasi tersebut dapat berakar pada ras, jenis kelamin, agama atau hanya merupakan subjektifitas dari atasan. Kesenjangan upah juga dapat terjadi sebagai bentuk konsekuensi dari aplikasi deskripsi kerja, pengelompokan upah dan pekerjaan yang cenderung terlalu santai. Untuk mengukur kesenjangan upah, penting untuk mengetahui deskripsi kerja yang mana yang digunakan untuk mengelompokkan pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
Kesenjangan upah dapat tumbuh karena serangkaian pilihan individu dalam menghadapi dan membuat keputusan dalam kehidupan kerja mereka, seperti :
·         Pendidikan
·         Pekerjaan, profesi atau perdagangan
·         Sektor
·         Perusahaan besar atau kecil
·         Bekerja paruh waktu atau fulltime
·         Pelatihan tambahan pada pekerjaan.
Laki-laki dan perempuan biasanya membuat pilihan yang berbeda, pilihan ini biasanya terjadi karena gender, bukan berarti semua yang mendasari pilihan adalah kehendak bebas dari laki-laki atau perempuan. Sebagai contoh : Perempuan cenderung memilih pekerjaan yang lebih mudah dikombinasikan dengan kehidupan berkeluarga, misalnya jam kerja yang fleksibel atau bekerja paruh waktu. Atau perempuan memilih perusahaan/tempat kerja yang lokasinya di dekat rumah meskipun perusahaan yang di dekat rumah hanya perusahaan kecil dimana upah yang diberikan juga kecil dibandingkan dengan perusahaan besar.
Bagian terbesar dari kesenjangan upah antar gender disebabkan oleh pendidikan, pilihan pekerjaan dan sektor gabungan. Dan pertimbangkan ini : perbedaan upah bagi pekerja paruh waktu mungkin tidak banyak berbeda apabila upah diterima per hari, akan tetapi apabila dikalkulasikan selama sebulan, tentu upah yang diterima pekerja paruh waktu akan jauh berbeda dengan pekerja full time.

3. Mengapa Anda menyarankan Black mengejar alternatif yang Anda sarankan?
Perubahan dengan waktu adalah keharusan, praktik bisnis harus etis dalam dunia perbisnisan untuk meningkatkan bisnis melalui karyawan yang termotivasi, kita semua belajar dari percobaan & kesalahan, tidak mengambil keputusan tepat waktu dapat menjadi bencana bagi masa depan bisnis apa pun

0 komentar:

Posting Komentar