1.
Sebenarnya banyak sekali
teori pembangunan yang telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi maupun dari
kalangan nonekonomi. Salah satu teori pembangunan yang sampai saat ini masih
dipakai, meskipun sudah dikembangkan secara lebih canggih, adalah teori dari Evsey Domar dan Roy Harrod. Kedua ahli ekonomi ini, yang bekerja secara terpisah,
mencapai kesimpulan yang sama yakni bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan
ekonomi masyarakat negara tersebut juga akan rendah. Hubungan antara
pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi ini kemudian dirumuskan dalam rumus
Harrod-Domar yang sangat terkenal di
kalangan para ahli ekonomi pembangunan. Teori ini merupakan salah satu bagian
dari toeri modernisasi.
Seperti dikatakan di atas, teori ini sudah banyak
mengalami modifikasi, sehingga menjadi lebih canggih. Tetapi pada intinya,
rumus pembangunan Harrod-Domar ini masih dipertahankan. Rumus ini didasarkan
pada asumsi bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah
menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekuranangan
modal. Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya adalah
pembangunan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh Blomstorm dan Hetne
Melihat perbedaan yang tampak antara negara-negara industri dan
negara-negara yang sedang berkembang, dibuatlah usaha-usaha untuk menggambarkan
tingkat dan macam-macam aspek dari keterbelakangan. Persoalan keterbelakangan
kemudian dirumuskan sebagai masalah kekurangan, yakni kekurangan modal.
Karena itu, berdasarkan
pada model ini, resep para ahli ekonomi pembangunan di negara-negara Dunia
Ketiga untuk memecahkan persoalan keterbelakangannya adalah dengan mencari
tambahan modal, baik dari dalam negeri (dengan mengusahakan peningkatan
tabungan dalam negeri), maupun dari luar negeri (melalui penanaman modal dan
utang laur negeri).
Teori Harrod-Domar itu
merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara
nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap
karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan
teori Harrod¬Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain,
teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa
tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).
Teori Harrod-Domar ini
mempunyai beberapa asumsi yaitu:
a.
Dalam keadaan pengerjaan
penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat
digunakan secara penuh.
b.
Terdiri dari 2 sektor
yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan
perdagangan luar negeri tidak ada.
c.
Besarnya tabungan
masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti
fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d.
Kecenderungan untuk
menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga
ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan
modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). COR dan ICOR yang
tetap ini bisa dilihat pada Gambar 3.2.
Dalam teori Harrod-Domar ini, fungsi produksinya
berbentuk L karena sejumlah
modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga
kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output sebesar Q, diperlukan modal
Ki dan tenaga kerja L,, dan apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output
berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok
modal sebesar K2.
Setelah mengemukakan berbagai asumsi di atas, sekarang
kita membahas inti dari teori Harrod-Domar tersebut. Menurut Harrod-Domar,
setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan
nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung,
peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian
tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika
kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya
stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan
untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap
tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan
kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.
Keterbatasan Teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini
yang patut untuk dikemukakan yaitu:
a.
MPS dan ICOR Tidak Konstan
Menurut teori ini,
kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal
kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan
ini berarti memodifikasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan yang mantap yang
diinginkan.
b. Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak
Tetap
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam
proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja
dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah
lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini tidak begitu
stabil sehingga perekonomian harus mengalami inflasi kronis atau pengangguran
kronis jika G tidak berhimpit dengan GW.
c. Harga Tidak akan Tetap Konstan
Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan-perubahan
harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan
sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.
d.
Suku Bunga Berubah
Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah
tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku dapat berubah dan
pada akhirnya akan mempengaruhi investasi.od-Domar
Prinsip utama dari teori
Harrod-Domar yaitu kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah
utama pembangunan.
bisa cantumin sumber ga? mayan nih buat bantu skripsi ane
BalasHapusmenurut anda bagaimana relevansi teori harrod domar di indonesia ?
BalasHapusmenarik!!!
BalasHapusooohhh
BalasHapus