Selasa, 01 April 2014

Teori Pembangunan Harrod-Domar



1.      
            Sebenarnya banyak sekali teori pembangunan yang telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi maupun dari kalangan nonekonomi. Salah satu teori pembangunan yang sampai saat ini masih dipakai, meskipun sudah dikembangkan secara lebih canggih, adalah teori dari Evsey Domar dan Roy Harrod. Kedua ahli ekonomi ini, yang bekerja secara terpisah, mencapai kesimpulan yang sama yakni bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat negara tersebut juga akan rendah. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi ini kemudian dirumuskan dalam rumus Harrod-Domar yang sangat terkenal di kalangan para ahli ekonomi pembangunan. Teori ini merupakan salah satu bagian dari toeri modernisasi.
            Seperti dikatakan di atas, teori ini sudah banyak mengalami modifikasi, sehingga menjadi lebih canggih. Tetapi pada intinya, rumus pembangunan Harrod-Domar ini masih dipertahankan. Rumus ini didasarkan pada asumsi bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekuranangan modal. Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya adalah pembangunan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh Blomstorm dan Hetne
Melihat perbedaan yang tampak antara negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang, dibuatlah usaha-usaha untuk menggambarkan tingkat dan macam-macam aspek dari keterbelakangan. Persoalan keterbelakangan kemudian dirumuskan sebagai masalah kekurangan, yakni kekurangan modal.

        Karena itu, berdasarkan pada model ini, resep para ahli ekonomi pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga untuk memecahkan persoalan keterbelakangannya adalah dengan mencari tambahan modal, baik dari dalam negeri (dengan mengusahakan peningkatan tabungan dalam negeri), maupun dari luar negeri (melalui penanaman modal dan utang laur negeri).
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori Harrod¬Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).

Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:
a.       Dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b.      Terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
c.       Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d.      Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). COR dan ICOR yang tetap ini bisa dilihat pada Gambar 3.2.

         Dalam teori Harrod-Domar ini, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output sebesar Q, diperlukan modal Ki dan tenaga kerja L,, dan apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.
     Setelah mengemukakan berbagai asumsi di atas, sekarang kita membahas inti dari teori Harrod-Domar tersebut. Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.

Keterbatasan Teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini yang patut untuk dikemukakan yaitu:
a.       MPS dan ICOR Tidak Konstan
Menurut teori ini, kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan yang mantap yang diinginkan.
b. Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami inflasi kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit dengan GW.
c. Harga Tidak akan Tetap Konstan
Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan-perubahan harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.
d.      Suku Bunga Berubah
Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku dapat berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi.od-Domar

Prinsip utama dari teori Harrod-Domar yaitu kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.

4 komentar: