oleh : heru gernandes
Apa sebenarnya makna
dari sebuah pendidikan itu karna realita yang saya lihat tentang pendidikan di perguruan
tinggi ini adalah bahwa saya bisa ibaratkan perguruan tinggi ini adalah sebuah
mesin/pabrik yang memproduksi barang/jasa yang kelak akan diperjual belikan di
pasar, karna motivasi kebanyakan mahasiswa dalam mengenyam pendidikan adalah
untuk pemenuhan kebutuhan kerja dan dibuktikan juga dengan slogan-slogan
lembaga pendidikan yang ada disekitar kita misalnya ‘ingin cepat kerja kuliah disini saja’ ‘menyiapkan pekerja profesional’ dll. Serta banyak saya lihat bahwa
program study yang laku di pasar juga banyak diminati oleh mahasiswa, seperti
pendidikan kesehatan seperti dokter, ekonomi, teknik dan hukum. Sedangkan program
studi yang tidak laku dipasaran juga minim mahasiswa. Lembaga pendidikan juga
telah mempermudah mahasiswa nya dengan adanya kuliah sabtu-minggu untuk
mendapatkan sebuah gelar sarjana/master. Jadi tidak salah jika saya menggatakan bahwa
lembaga/institusi pendidikan saat ini hanyalah sebuah mesin yang memproduksi
barang/jasa yang akan diperjual belikan di pasar. Lalu kemana hakikat/ makna
sebenarnya dari sebuah pendidikan? Ketika institusi pendidikan sama halnya
dengan sebuah mesin yang memproduksi tenaga kerja. Ketika itu juga orang-orang
lebih mementingkan hasil yang tertulis pada selembar kertas (ijazah) yang akan
dijual untuk mencari pekerjaan. Apakah bisa keterampilan, kepandaian,
kepintaran seseorang di nilai hanya dengan selembar kertas ijazah?
Pendidikan sebenarnya
mengandung makna yang lebih dari sekedar nilai-nilai di dalam kertas, pada
hakikatnya pendidikan merupakan sebuah proses individu mengenali realita yang
ada disekitarnya. Pendidikan adalah sebuah proses belajar, untuk mengenali,
menahami dan mencari solusi dari masalah
yang ada. Dan proses belajar ini akan membuat perubahan individu itu sendiri
seperti perubahan sikap, prilaku, cara pikir dan bertindak yang lebih penting
adalah perubahan dalam memaknai kehidupan yang ada disekitarnya (nanang
martono:halm 129). Jadi seharusnya ijazah/nilai bukanlah menjadi tujuan sebuah pendidikan, tapi pada prosesnya
kalaupun ada legitimasi itu harus dilihat berdasarkan proses perkembangan
individu itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar