BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu
kajian tentang kebijakan public terkait dengan implementasi kebijakan yang
mengarah pada proses pelaksanaan kebijakan. Dalam praktik implementasi
kebijakan merupakan proses yang sangat kompleks, sering bernuansa politis dan
memuat adanya intervensi kepentingan.
Tindakan yang
dilakukan baik oleh individu atau pejabat – pejabat atau kelompok – kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk tercapainya tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan (Van Meter dan Van Horn, 1975).
Pelaksanaan
keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat
pula berbentuk perintah-perintah atau keputuan-keputusan eksekutif yang penting
atau keputusan Badan penelitian (Mazmanian dan Paul Sabatier, 1983:61).
Menurut Water
William dalam Ismail (2007:132) menyatakan masalah yang paling penting dalam
implementasi kebijakan memindahkan suatu keputusan ke dalam kegiatan atau
pengoperasian dengan cara tertentu. Dan cara tersebut adalah bahwa apa yang
dilakukan memiliki kemiripan nalar dengan keputusan tersebut serta berfungsi
dengan baik dalam lingkup lembaganya. Hal terakhir mengandung pesan yang lebih
jelas dibandingkan dengan kesulitan dalam menjembatani jurang pemisah antara
keputusan kebijakan dan bidang kegiatan yang dapat dikerjakan.
Keberhasilan
implementasi menurut Merile S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh dua variabel
besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi
(context of implementation). Variabel isi kebijakan ini mencangkup : 1) sejauh
mana kepentingan kelompok sasaran termuat dalam isi kebijakan; 2) jenis manfaat
yang diterima oleh target group, sebagai
contoh, masyarakat di wilayah slumareas lebih
suka menerima program air bersih atau perlistrikan daripada menerima program
kredit sepeda motor; 3) sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah
kebijakan; 4) apakah letak sebuah program sudah tepat. Sedangkan Variabel
lingkungan kebijakan mencakup : 1) seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan
strategi yang dimiliki oleh para actor yang terlibat dalam implementasi
kebijakan; 2) karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa; 3)
tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
Dalam rangka
mengupayakan keberhasilan kebijakan maka tantangan – tantangan tersebut harus
dapat teratasi sedini mungkin. Pada suatu sisi lain bahwa untuk mencapai
keberhasilannya ada banyak variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan
baik yang bersifat individual maupun kelompok atau institusi. Implementasi dari
suatu program melibatkan upaya-upaya policy
maker untuk mempengaruhi perilaku birokrat sebagai pelaksana agar bersedia
memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran. Dalam berbagai
sistem politik, kebijakan public diimplementasikan oleh badan-badan pemerintah.
Kompleksitas
implementasi bukan saja ditunjukkan oleh banyaknya actor atau unit organisasi
yang terlibat, tetapi juga dikarenakan proses implementasi dipengaruhi oleh
berbagai variabel yang kompleks, baik variabel yang individual maupun variabel
organisasional, dan masing-masing variabel pengaruh tersebut juga saling
berinteraksi satu sama lain.
1.2 Rumusan
Masalah
Sesuai dengan yang telah dikemukakan pada latar belakang
kita bisa merumuskan masalahnya yaitu Apa konsep implementasi
kebijakan? Dan Bagaimana implementasi kebijakan menurut Teori Merilee
S.Grindle?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
konsep implementasi kebijakan
2. Menjelaskan
implementasi kebijakan menurut pandangan Teori Merilee S.Grindle
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK MODEL
Heinz Eulau dan Kenneth
Prewitt (dalam Agustino:2008), dalam perspektif mereka mendefenisikan kebijakan
publik sebagai : “keputusan tetap’ yang dicirikan dengan konsistensi dan
pengulangan (repitisi) tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka
yang mematuhi keputusan tersebut.”
Defenisi lain
mengenai kebijakan publik pun ditawarkan
oleh Carl Frederich (dalam Agustino:2008), yang mengatakan bahwa kebijakan
adalah “serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan
(kesempatan-kesempatan)dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam
mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud”. Untuk maksud dari kebijakan
sebagai bagian dari kegiatan, Federich menambahkan ketentuannya bahwa kebijakan tersebut berhubungan dengan
penyelesaian beberapa maksud atau tujuan. Meskipun maksud atau tujuan dari
kegiatan pemerintah tidak selalu mudah untuk dilihat, tetapi ide bahwa
kebijakan melibatkan perilaku yang mempunyai maksud, merupakan bagian penting
dari defenesi kebijakan. Bagaimanapun juga kebijakan harus menunjukkan apa yang
sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan
pada suatu masalah.
Implementasi
adalah
Tindakan yang
dilakukan baik oleh individu atau pejabat – pejabat atau kelompok – kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk tercapainya tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan (Van Meter dan Van Horn, 1975).
Pelaksanaan
keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat
pula berbentuk perintah-perintah atau keputuan-keputusan eksekutif yang penting
atau keputusan Badan penelitian (Mazmanian dan Paul Sabatier, 1983:61).
Dalam sejarah
perkembangan studi implementasi kebijakan, dijelaskan tentang adanya 2
pendekatan guna memahami implementasi kebijakan, yakni : pendekatan top down
dan bottom up.dalam bahasa Lester dan Stewart (2000:108) istilah itu dinamakan
dengan the command and control approach (pendekatan control dan komando, yang
mirip dengan pendekatan top down) dan the market approach (pendekatan pasar,
yang mirip dengan pendekatan bottom up)
Pendekatan top
down dapat disebut sebagai pendekatan yang mendominasi awal perkembangan studi
implementasi kebijakan, walaupun dikemudian hari diantara pengikut pendekatan
ini terdapat perbedaan perbedaan, sehingga menelurkan pendekatan bottom up,
namun pada dasarnya mereka bertitik tolak pada asumsi-asumsi yang sama dalam
mengembangkan kerangka analisis tentang studi implementasi.
Dalam pendekatan
top down, implementasi kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan dimulai dari
actor tingkat pusat, dan keputusannya pun diambil dari tingkat pusat.
Pendekatan top down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan keputusan
politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus
dilaksanakan oleh administrator-administratur atau birokrat-birokrat pada level
bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah sejauh mana tindakan para
pelaksana (administrator dan birokrat)sesuai dengan prosedur serta tujuan yang
telah digariskan oleh para pembuat kebijakan di tingkat pusat.
Focus analisis
implementasi kebijakan berkisar pada masalah-masalah pencapian tujuan formal
kebijakan yang telah ditentukan. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena street – level – bureaucrats tidak
dilibatkan dalam formulasi kebijakan.
Salah satu scholar yang menganut
aliran top down ini adalah Merilee S. Grindle
2.2 IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN PUBLIK MODEL MERILEE S. GRINDLE
Pendekatan
Meriee S. Grindle dikenal dengan Implementation as A Political and
Administrative Procces. Menurut Grindle ada 2 variabel yang mempengaruhi
implementasi kebijakan publik, yaitu :
1. Keberhasilan
implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil
akhir (outcomes), yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin diraih. Hal
ini dikemukakan oleh Grindle, dimana pengukuran keberhasilan implementasi
kebijakan tersebut dapat dilihat dari 2 hal, yakni :
a. Dilihat
dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai
dengan yang ditentukan (design) dengan merujuk pada aksi kebijakannya.
b. Apakah
tujuan kebijakan tercapai. Dimensi ini diukur dengan melihat dua faktor, yaitu
:
·
Dampak atau efeknya pada masyarakat secara individu
dan kelompok
·
Tingkat perubahan yang
terjadi serta penerimaan kelompok sasaran dan perubahan yang terjadi
2. Keberhasilan
suatu implementasi kebijakan publik, juga menurut Grindle, amat ditentukan oleh
tingkat implementability kebijakan itu sendiri, yang terdiri atas :
§ Isi
Kebijakan (Content of Policy)
Mencakup
:
a. Interest
Affected (Kepentingan-Kepentingan yang Mempengaruhi)
Interst affected
berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi suatu implementasi
kebijakan. Indikator ini berargumen bahwa suatu kebijakan dalam pelaksanaannya
pasti melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh mana kepentingan-kepentingan
tersebut membawa pengaruh terhadap implementasinya, hal inilah yang ingin
diketahui lebih lanjut.
b. Type
of Benefits (Tipe Manfaat)
Pada point ini content
of policy berupaya untuk menunjukkan atau menjelaskan bahwa dalam suatu
kebijakan harus terdapat beberapa jenis manfaat yang menunjukkan dampak positif
yang dihasilkan oleh pengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan. Sebagai
contoh, masyarakat di wilayah slum areas lebih suka menerima program air bersih
atau pelistrikan daripada menerima program kredit sepeda motor
c. Extent
of Change Envision (Derajat Perubahan yang Ingin Dicapai)
Setiap kebijakan
memiliki target yang hendak dan ingin dicapai. Content of policy yang ingin
dijelaskan pada pon ini adalah bahwa sejauh mana perubahan yang diinginkan dari
sebuah kebijakan haruslah memiliki skala yang jelas.. Suatu program yang
bertujuan mengubah sikap dan perilaku kelompok sasaran relative lebih sulit
diimplementasikan daripada program yang sekedar memberikan bentuan kredit atau
bantuan beras kepada kelompok masyarakat miskin
d. Site
of Decision Making (Letak Pengambilan Keputusan)
Pengambilan keputusan
dalam suatu kebijakan memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu
kebijakan, maka pada bagian ini harus dijelaskan dimana letak pengambilan
keputusan dari suatu kebijakan yang akan diimplementasikan. Apakah letak sebuah
program sudah tepat. Misalnya, ketika BKKBN memiliki program peningkatan
kesejahteraan keluarga dengan memberikan bantuan dana kepada keluarga
prasejahtera, banyak orang menanyakan apakah letak program ini sudah tepat
berada di BKKBN
e. Program
Implementer (Pelaksana Program)
Dalam menjalankan suatu
kebijakan atau program harus didukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang
kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Dan ini sudah harus
terpapar atau terdata dengan baik, apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan
implementornya dengan rinci
f. Resources
Committed (Sumber-Sumber Daya yang Digunakan)
Apakah sebuah program
didukung oleh sumber daya yang memadai. Pelaksanaan kebijakan harus didukung
oleh sumberdaya-sumberdayayang mendukung agar pelaksanaannya berjalan dengan
baik
§ Lingkungan
Implementasi (Context of Implementation)
Mencakup
:
a. Power,
Interest, and Strategy of Actor Involved (Kekuasaan, Kepentingan-Kepentingan,
dan Strategi dari Aktor yang Terlibat)
Dalam suatu kebijakan
perlu dipertimbangkan pula kekuatan atau kekuasaan, kepentingan serta strategi
yang digunakan oleh para actor yang terlibat guna memperlancar jalannya
pelaksanaan suatu implementasi kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan
dengan matang, sangat besar kemungkinan program yang hendak diimplementasikan
akan jauh hasilnya dari yang diharapkan.
b. Institution
and Regime Characteristic (Karakteristik lembaga dan rezim yang sedang berkuasa)
Lingkungan dimana suatu
kebijakan tersebut dilaksanakanjuga berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka
pada bagian ini ingin dijelaskan karakteristik dari suatu lembaga yang akan
turut mempengaruhi suatu kebijakan.
c. Compliance
and Responsiveness (Tingkat Kepatuhan dan Adanya Respon dari Pelaksana)
Hal lain yang dirasa
penting dalam proses pelaksanaan suatu kebijakan adalah kepatuhan dan respon
dari para pelaksana, maka yang hendak dijelaskan pada poin ini adalah sejauhmana
kepatuhan dan respon dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan.
Setelah kegiatan
pelaksanaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau konten dan lingkungan atau
konteks diterapkan, maka akan dapat diketahui apakah para pelaksana kebijakan
dalam membuat sebuah kebijakan sesuai dengan apa yang diharapkan, juga dapat
diketahui pada apakah suatu kebijakan dipengaruhi oleh suatu lngkungan,
sehingga terjadinya tingkat perubahan yang terjadi.
Implementasi Sebagai Proses Politik
dan Administrasi
Menurut Merilee
S. Grindle (1980) bahwa keberhasilan implementasi kebijakan public dipengaruhi oleh
dua variabel yang fomdamental, yakni isi kebijakan (content of policy) dan
lingkungan implementasi (context of
implementation) seperti terlihat pada gambar di atas. Variabel isi kebijakan
ini mencakup : (1) sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan; (2) jenis manfaat
yang diterima oleh target groups ,
sebagai contoh, masyarakat diwilayah slum
areas lebih suka menerima program
air bersih ketimbang menerima kredit sepeda motor; (3) sejauhmana perubahan
yang diinginkan dari sebuah kebijakan. Suatu program yang bertujuan mengubah
sikap dan perilaku kelompok sasaran relative lebih sulit diimplementasikan dari
pada program yang sekedar memberikan bantuan atau kredit kepada masyarakat
miskin; (4) apakah letak sebuah program sudah tepat. Misalnya, ketika BKKBN memiliki program
peningkatan kesejahteraan keluarga dengan memberikan bantuan dana kepada
keluarga prasejahtera, banyak orang menanyakan apakah letak program ini
sudah tepat berada di BKKBN; (5) apakah
sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci; dan (6) apakah
sebuah program didukung oleh sumber daya yang memadai.
Sedangkan
variabel lingkungan kebijakan mencakup :
(1) seberapa besar
kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para actor yang terlibat dalam
implementasi kebijakan
(2) karakteristik
institusi dan rejim yang sedang berkuasa
(3) tingkat
kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
Min, iji copas ya.
BalasHapusterima kasih. :-)
MOHON IJIN KOPI MATERI
BalasHapusini model grindle nya dari buku pak leo juga??
BalasHapusMantaap...Trims dan bermanfaat bagi saya pribadi
BalasHapusKasi tau min ini di muat dalam bukunya siapa?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmin ini teori model grindle diambil dari buku apa
BalasHapus