Perkembangan studi Implementasi sudah dilakukan sejak 1970 sampai dengan saat ini, dimana sudah ada tiga generasi perkembangan studi implementasi dimana generasi pertama (1970-1975), generasi kedua (1975-1980) dan generasi ketiga (1980). Dan setelah generasi ketiga ini mulai muncul kritik-kritik terhadap study implementasi mulai dari Helen Ingram (1990), Sabatier & Jenskin (1992) dan Peter Deleon (1999) dimana pada intinya mereka melakukan kritik terhadap perkembangan study ilmu implementasi kebijakan yang selama ini berkembang tidak menemukan titik temu dan kesimpulan yang diharapkan sehingga dapat memberikan Grand theory terhadap Ilmu Implementasi Kebijakan.
Sehingga timbul pertanyaan perlukah study tentang Implementasi diteruskan?
Perlu modifikasi (YA), layak dilanjutkan (YA)
Para pakar di bidang administrasi publik harus melakukan perubahan cara pandang terhadap mengukut bagaimana suatu kebijakan bisa gagal diterapkan, karena generasi demi generasi perkembangan study implementasi melihat implementasi dari sudut pandang masing-masing dimana generasi pertama lebih melihat pada contoh kasus pada lokasi tertentu trus di lanjutkan dengan generasi kedua yang mulai melihat bagaimana keberadaan implementor tingkat bawah dan generasi ketiga yang mulai melihat dengan konsep demokrasi. Hal ini harus diperbaharui oleh para peneliti dibidang study implementasi dimana peneliti dan para pakar ilmu administrasi publik harus mulai mengkaji kenapa sebuah kebijakan di implementasikan pada dua lokasi berbeda bisa gagal dan bisa berhasil. Setelah itu mulai melakukan pengelompokkan faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dari kebijakan tersebut, mulai dari isi kebijakan, lingkungan sosial, budaya dan politik yang sedang berlangsung, implementor dan keterlibatan target group.
Semua kesimpulan dari generasi-gerasi terdahulu bisa dijadikan pelajaran penting untuk study implementasi kedepannya, tentang bagaimana perkembangan sistem demokrasi hingga bisa mempengaruhi implementasi dan juga tentang pembanding kebijakan antara satu negara yang sudah maju dengan negara berkembang sehingga semua penelitian dari para pakar yang terdahulu bisa tetap dijadikan rujukan untuk kelanjutan study implementasi dengan melihat seseluruhan aspek diatas dalam mempengaruhi implementasi dan mulai mengelompokkan apa saja variabel yang berpengaruh dan dipengaruhi pada satu lokasi dan lokasi lainnya untuk sebuah kebijakan hingga bisa gagal pada satu lokasi dan bisa sukses pada lokasi lainnya. Modifikasi cara melakukan uji coba dan mencari kesimpulan ini kemungkinan akan dapat mengembangkan study implementasi kembali ke arah yang lebih baik.
Karena memang study implementasi publik ini sangat penting pada saat ini, tidak saja berkaitan dengan kesuksesan dan ketercapaian tujuan dari sebuah kebijakan saja namun study ini bisa memberi harapan baru bagi negara berkembang untuk bisa mmebuat sebuah perencanaan matang untuk mewujudkan tujuan dari sebuah kebijakan.
Kesimpulan dari saya study tentang implementasi kebijakan harus terus dilanjutkan menggingat perkembangan kompleksifitas permasalahan sosial didunia ini terus meningkat sehingga dibutuhkan terus pengkajian baru tentang implementasi kebijakan yang efektif. Namun dalam meneruskan study implementasi ini para pakar di bidang ilmu administrasi negara harus mulai melakukan perubahan atau modifikasi tentang cara menganalisasi kasus implementasi, yaitu dengan cara melihat keseluruha dari sebuah kebijakan dan lingkungan yang akan menjadi lokasi implementasi kebijakan. Serta mulai melihat bagaimana sebuah kebijakan yang diterapkan pada dua lokasi atau dua negara bisa berhasil pada satu lokasi atau negara namun gagal pada lokasi/negara lainnya. Disini peneliti dan para pakar harus melihat dan mengkaji apa saja variabel yang sangat mempengaruhi dan dipengaruhi dalam proses implementasi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar